Saturday 28 February 2015

Operasi Hitung Pengurangan MI/SD Kelas III

Kamu sudah mempelajari cara menjumlahkan bilangan. Mudah bukan? Sekarang kita akan mempelajari cara mengurangi bilangan. Ayo kita perhatikan penjelasan berikut!
a. Mengurangkan Tanpa Teknik Meminjam
Untuk mengurangkan bilangan, kita dapat gunakan cara bersusun panjang dan pendek.

Mari, kita lihat contoh berikut!












Cara bersusun pendek:











Sumber : Buku Sekolah Elektronik Matematika  Kelas III MI/SD karangan Y. Puteri & H. Serigar


Wednesday 25 February 2015

Cara Cepat Belajar Wudhu

Wudhu’ adalah sebuah sunnah (petunjuk) yang berhukum wajib, ketika seseorang mau menegakkan shalat. Sunnah ini banyak dilalaikan oleh kaum muslimin pada hari ini sehingga terkadang kita tersenyum heran saat melihat ada sebagian diantara mereka yang berwudhu’ seperti anak-anak kecil, tak karuan dan asal-asalan.
Mereka mengira bahwa wudhu itu hanya sekadar membasuh dan mengusap anggota badan dalam wudhu’. Semua ini terjadi karena kejahilan tentang agama, taqlid buta kepada orang, dan kurangnya semangat dalam mempelajari Al-Qur’an dan Sunnah Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam-.
Tatacara wudhu’ menurut syariat adalah sebagai berikut:
Menuangkan air dari bejana (gayung) untuk mencuci telapak tangan sebanyak tiga kali ;
– Kemudian menyiduk air dengan tangan kanan lalu berkumur-kumur dan memasukkan air ke hidung dan mengeluarkannya sebanyak tiga kali ;
– Kemudian membasuh wajah sebanyak tiga kali ;
– Kemudian mencuci kedua tangan sampai siku sebanyak tiga kali ;
– Kemudian mengusap kepala dan ke
dua telinga sekali usap ;
– Kemudian mencuci kaki sampai mata kaki sebanyak tiga kali. Ia boleh membasuhnya sebanyak dua kali atau mencukupkan sekali basuhan saja.
Setelah itu hendaknya ia berdoa:
“Asyhadu allaa ilaaha illallah wahdahu laa syarikalahu wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu wa rasuluhu, Allahummaj ‘alni minat tawwabiin waj’alni minal mutathahhiriin.
Artinya: “Saya bersaksi bahwa tiada ilaah yang berhak disembah dengan benar selain Allah semata tiada sekutu bagi-Nya. Dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Yaa Allah jadikanlah hamba termasuk orang-orang yang bertaubat dan orang-orang yang mensucikan diri.
Adapun sebelumnya hendaklah ia mengucapkan ‘bismillah’ berdasarkan hadits yang berbunyi:
“Tidak sempurna wudhu’ yang tidak dimulai dengan membaca asma Allah (bismillah).”
(H.R At-Tirmidzi 56)

(Dinukil dari Fatawa Lajnah Daimah juz V/231. Al Lajnah Ad Daimah lil Buhuts Al Ilmiyah wal Ifta, Dewan Tetap Arab saudi untuk riset-riset ilmiyah dan fatwa)
Kewajiban-kewajiban Wudhu’
Para ulama fiqih telah menerangkan bahwa wudhu memiliki kewajiban-kewajiban, yakni anggota-anggota badan yang harus dan wajib dibasuh (dicuci). Kewajiban-kewajiban tersebut adalah:
1. Membasuh wajah. Termasuk wajah, adalah hidung, dan mulut.
2. Membasuh kedua tangan sampai kepada dua siku.
3. Mengusap kepala (termasuk kepala, adalah kedua telinga kita)
4. Membasuh kedua kaki sampai kepada kedua mata kaki
5. Melakukannya secara berurutan sesuai yang disebutkan dalam Al-Qur’an  (QS. Al-Maa’idah : 6)
6. Dilakukan secara beruntun, tanpa selang waktu yang lama.
Inilah enam furudh (kewajiban) bagi wudhu’ yang harus kita penuhi. Kapan ada salah satunya yang tak terpenuhi, maka wudhu’ kita tak sah, walaupun berwudhu’ beribu-ribu kali. Enam perkara ini telah disebutkan oleh Allah dan Rasulullah -Shallallahu alaihi wa sallam-.
“Orang yang tangan atau kakinya terpotong, maka ia mencuci bagian yang tersisa yang wajib dicuci. Dan apabila tangan atau kaki-nya itu terpotong semua maka cukup mencuci bagian ujungnya saja.”
Allah -Azza wa Jalla- berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki,” (QS. Al-Maa’idah : 6). [kaahil]

Sumber : https://www.islampos.com/tata-cara-wudhu-sesuai-tuntunan-rasul-45868/

Saturday 21 February 2015

Cara Mudah Belajar Perkalian

Belajar perkalian mestinya menjadi suatu momen yang paling mengesankan bagi putra-putri kita. Karena dengan memahami perkalian, putra-putri kita dapat berhitung lebih cepat dan lebih baik dari sebelumnya yang baru mengenal penjumlahan.
Tetapi sebaliknya yang sering terjadi. Anak-anak justru mulai bingung ketika mengenal perkalian. Pasti ada yang salah dalam model pembelajaran yang umum.
Sementara itu siswa  selalu bergembira belajar dan berpetualang dengan perkalian. Anak-anak kecil (5 atau 6 tahun) bermain perkalian mengasyikkan di APIQ dengan Onde Milenium, Dadu Milenium, Mino Milenium, dan lain-lain.
Mengapa siswa-siswa APIQ dapat bergembira bermain dan belajar perkalian?
Ini semua tidak lepas dari peran Paman APIQ. Berikut ini adalah beberapa tips dari Paman APIQ agar putra-putri kita bergembira mempelajari perkalian.
1. Selalu ciptakan suasana senang, bergembira, tebak-tabakan, dalam belajar matematika.
2. Gunakan alat bantu fisik yang memudahkan. Misal manik-manik, kancing, jari, biji, atau tentu lebih asyik menggunakan onde milenium.
3. Perkenalkan perkalian sebagai bentuk lanjutan dari penjumlahan berulang. Contoh:
6×2 = 6 + 6 = 12
2×5 = 5 + 5 = 10
4. Hindari perkalian dengan 1, apalagi perkalian dengan 0 untuk tahap-tahap awal. Perkalian dengan 1 atau 0 tidak mudah dipahami oleh anak-anak. (Bahkan orang dewasa kadang juga sulit memahami makna perkalian dengan 0, ya kan?)
5. Perkenalkan cara berhitung perkalian yang lebih mudah – tapi tanpa memaksa anak. Contoh:
4 x 2 = …. = 4 + 4 = …..
Bentuk di atas lebih mudah dari bentuk di bawah:
4 x 2 = …. = 2 + 2 + 2 + 2 = ….
Dua cara di atas sama benarnya. Jadi tidak perlu dipermasalahkan. Tetapi kita perlu mebantu anak kita memilih cara yang lebih mudah.
Contoh:
21 x 2 = …. = 21 + 21 = ….
Tentu bentuk di atas lebih mudah dari bentuk di bawah:
21 x 2 = … = 2 + 2 + 2 …… + 2 = ….
6. Pada saatnya nanti, anak-anak akan perlu menghafal tabel perkalian. Pastikan anak paham konsep baru kemudian menghafal. Mulailah menghafal perkalian kembar (kuadrat): 2×2, 3×3,….9×9, 10×10.
7. Agar lebih mahir lagi tentang perkalian, anak-anak dapat kita ajak berpetualang dengan permainan onde milenium dimensi 2 dan teknik bintang. Pasti asyik!

Tuesday 17 February 2015

Teori Belajar

Dalam psikologi dan pendidikan , pembelajaran secara umum didefinisikan sebagai suatu proses yang menyatukan kognitif, emosional, dan lingkungan pengaruh dan pengalaman untuk memperoleh, meningkatkan, atau membuat perubahan’s pengetahuan satu, keterampilan, nilai, dan pandangan dunia (Illeris, 2000; Ormorod, 1995).
Belajar sebagai suatu proses berfokus pada apa yang terjadi ketika belajar berlangsung. Penjelasan tentang apa yang terjadi merupakan teori-teori belajar. Teori belajar adalah upaya untuk menggambarkan bagaimana orang dan hewan belajar, sehingga membantu kita memahami proses kompleks inheren pembelajaran. (Wikipedia) 




A. Macam-macam Teori Belajar
Ada tiga kategori utama atau kerangka filosofis mengenai teori-teori belajar, yaitu: teori belajar behaviorisme,  teori belajar kognitivisme, dan  teori belajar konstruktivisme.  Teori belajar behaviorisme hanya berfokus pada aspek objektif diamati pembelajaran. Teori kognitif melihat melampaui perilaku untuk menjelaskan pembelajaran berbasis otak. Dan pandangan konstruktivisme belajar sebagai sebuah proses di mana pelajar aktif membangun atau membangun ide-ide baru atau konsep.



Teori behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh Gage dan Berliner tentang perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman. Teori ini lalu berkembang menjadi aliran psikologi belajar yang berpengaruh terhadap arah pengembangan teori dan praktik pendidikan dan pembelajaran yang dikenal sebagai aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya perilaku yang tampak sebagai hasil belajar.
Teori behavioristik dengan model hubungan stimulus-responnya, mendudukkan orang yang belajar sebagai individu yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman.

2. Teori  Belajar kognitivisme

Teori belajar kognitif mulai berkembang pada abad terakhir sebagai protes terhadap teori perilaku yang yang telah berkembang sebelumnya. Model kognitif ini memiliki perspektif bahwa para peserta didik memproses infromasi dan pelajaran melalui upayanya mengorganisir, menyimpan, dan kemudian menemukan hubungan antara pengetahuan yang baru dengan pengetahuan yang telah ada. Model ini menekankan pada bagaimana informasi diproses.
Peneliti yang mengembangkan teori kognitif  ini adalah Ausubel, Bruner, dan Gagne. Dari ketiga peneliti ini, masing-masing memiliki penekanan yang berbeda. Ausubel menekankan pada apsek pengelolaan (organizer) yang memiliki pengaruh utama terhadap belajar.Bruner bekerja pada pengelompokkan atau penyediaan bentuk konsep sebagai suatu jawaban atas bagaimana peserta didik memperoleh informasi dari lingkungan.

3. Teori Belajar Konstruktivisme

Kontruksi berarti bersifat membangun, dalam konteks filsafat pendidikan dapat diartikan Konstruktivisme adalah suatu upaya membangun tata susunan hidup yang berbudaya modern.
Konstruktivisme merupakan landasan berfikir (filosofi) pembelajaran konstektual yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-konyong.
Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkontruksi pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata.
Dengan teori konstruktivisme siswa dapat berfikir untuk menyelesaikan masalah, mencari idea dan membuat keputusan. Siswa akan lebih paham karena mereka terlibat langsung dalam mebina pengetahuan baru, mereka akan lebih pahamdan mampu mengapliklasikannya dalam semua situasi. Selian itu siswa terlibat secara langsung dengan aktif, mereka akan ingat lebih lama semua konsep.

Sumber : http://belajarpsikologi.com/macam-macam-teori-belajar/

Monday 2 February 2015

Pengenalan Tentang Ibadah Puasa

Puasa (bahasa Arab: صوم) secara bahasanya boleh diertikan sebagai "menahan diri". Dari segi istilah syarak puasa bermaksud "menahan diri daripada makan, minum dan perkara-perkara yang membatalkan puasa bermula daripada terbit fajar shadiq sehingga terbenam matahari berserta niat".

 

 

Isi kandungan

  • 1 Puasa Ramadhan
  • 2 Dalil Wajib Puasa Ramadhan
  • 3 Niat Puasa Ramadhan
    • 3.1 Lafaz niat
    • 3.2 Waktu berniat
  • 4 Kelebihan Bulan Ramadan
  • 5 Kerugian meninggalkan puasa Ramadan
  • 6 Hukum puasa
    • 6.1 Puasa Wajib
    • 6.2 Puasa Sunat
    • 6.3 Puasa Haram
  • 7 Syarat wajib puasa
  • 8 Syarat sah puasa
  • 9 Rukun puasa
  • 10 Sunat puasa
  • 11 Perkara yang membatalkan puasa
  • 12 Mereka yang diizinkan berbuka puasa sebelum waktunya
  • 13 Doa buka puasa
  • 14 Tingkatan Puasa
  • 15 Pautan Luar
  • 16 Rujukan

Puasa Ramadhan

Puasa Ramadhan ertinya menahan diri daripada makan dan minum serta segala perbuatan yang boleh membatalkan puasa, mulai dari terbit fajar sehinggalah terbenam matahari pada bulan Ramadhan. Hukum puasa Ramadhan adalah wajib bagi umat Islam. Umat Islam juga dikehendaki menahan diri daripada menipu, mengeluarkan kata-kata buruk atau sia-sia, serta bertengkar atau bergaduh. Ini kerana puasa merupakan medan latihan memupuk kesabaran, kejujuran serta bertolak ansur dalam diri. Secara tidak langsung amalan puasa akan menyuburkan sikap murni di dalam diri pelakunya. Adalah menjadi harapan kita agar kesemua nilai yang baik ini akan terus dipraktikkan ke bulan-bulan berikutnya.

Dalil Wajib Puasa Ramadhan

Firman Allah S.W.T: “ Wahai orang-orang yang beriman, telah diwajibkan ke atas kamu berpuasa sebagaimana telah diwajibkan ke atas umat-umat yang sebelum kamu, semoga kamu menjadi orang-orang yang bertaqwa. “ - (Surah Al-Baqarah: 183)
Hadis Rasulullah s.a.w: Ditegaskan oleh Rasulullah s.a.w melalui sabdanya yang diriwayatkan oleh Ahmad, An- Nasa'i dan Al Baihaqi dari Abu Hurairah, yang bermaksud:
|" Sesungguhnya telah datang kepada kamu bulan Ramadhan bulan yang penuh berkat. Allah telah fardhukan ke atas kamu berpuasa padanya. Sepanjang bulan Ramadhan itu dibuka segala pintu Syurga dan ditutup segala pintu neraka serta dibelenggu segala syaitan......."

Niat Puasa Ramadhan

Tidak wajib dan tidak juga sunat berniat dalam bahasa Arab, memadai dalam bahasa Melayu atau apa-apa bahasa yang kita fahami. Tetapi baik dan berpahala jika diamalkan dalam bahasa Arab dengan niat kita cinta kepada bahasa Arab sebagai bahasa Nabi Muhammad s.a.w. dan bahasa Al-Quran.

Lafaz niat

Lafaz setiap malam. Niat ringkas:
نَوَيْتُ صَوْمَ رَمَضَانَ لِلَّهِ تَعَالَى
Niatnya: Sahaja aku puasa Ramadhan kerana Allah Taala.
atau
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ لِلَّهِ تَعَالَى
Niatnya: Sahaja aku puasa esok kerana Allah Taala.
Lafaz Niat Yang Lengkap:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ عَنْ أَدَاءِ فَرْضِ رَمَضَانَ هَذِهِ السَّنَةِ لِلَّهِ تَعَالَى
Niatnya: Sahaja aku puasa esok hari bagi menunaikan puasa Ramadhan tahun ini kerana Allah Taala.
(nawaitu sauma ghadin an ada-i fardi ramadana hazihis sanati lillahi taala)
  • Sebenarnya bangun untuk bersahur itu sudah dikira berniat untuk berpuasa, malah ada niat atau cita-cita di dalam hati untuk bangun sahur itu juga dikira sudah berniat untuk berpuasa kerana seseorang itu tidak bangun sahur atau bercita-cita bangun sahur melainkan bertujuan untuk berpuasa esok harinya, melainkan jika dia memang berniat tidak mahu berpuasa jika tidak terjaga semasa waktu sahur.
Menurut mazhab Syafie, Hanafi dan Hambali bagi puasa Ramadhan itu wajib diniatkan pada setiap malam sepanjang bulan tersebut, waktunya mulai terbenam mata hari hinggalah sebelum terbir fajar pada malam-malam tersebut. Manakala mazhab Maliki pula menyatakan bagi puasa Ramadhan itu memadai diniatkan sekala sahaja iaitu pada malam pertama dengan meniatkan sebulan penuh.[1]
Lafaz niat puasa Ramadhan sepenuhnya untuk sebulan:
Lafaznya:
ﻧَﻮَﻳْﺖُ ﺻَﻮْﻡَ ﺷَﻬْﺮِ ﺭَﻣَﻀَﺎﻥَ كُلِّهِ ﻟِﻠَّﻪِ ﺗَﻌَﺎﻟَﻰ
Niatnya: Sahaja aku berpuasa sebulan Ramadhan tahun ini kerana Allah Taala.
(Nawaitu sauma syahri ramadana kullihi lillaahi ta’aalaa)
  • Digalakkan berniat puasa untuk sebulan dengan sekali niat pada malam pertama Ramadhan bagi mengelakkan daripada tidak sah puasa kerana terlupa berniat pada malamnya, kita mengikut Imam Malik yang membolehkan berniat untuk sebulan sekali gus.
  • Namun begitu, jika puasa Ramadhan kita terputus oleh sesuatu sebab, seperti haidh, sakit atau lain-lain, maka niat puasa sebulan itu tidak lagi memadai untuk hari-hari puasa yang seterusnya, tetapi, hendaklah diperbaharui niat apabila tidak ada lagi perkara yang menghalang daripada puasa berturut-turut tersebut. Maksudnya, dengan memperbaharui niat sekali lagi bagi semua hari-hari puasa Ramadhan yang berbaki, iaitu lafaz niatnya:
نَوَيْتُ صَوْمَ غَدٍ وَ إِلَى ءَاخِرِ رَمَضَانَ لِلَّهِ تَعَالَى
Niatnya: Sahaja aku berpuasa esok dan sehingga akhir Ramadhan ini kerana Allah Ta’ala.

Waktu berniat

Waktu berniat bermula daripada terbenam matahari, yakni masuk waktu sembahyang fardhu Maghrib hinggalah sebelum terbit fajar shadiq (waktu Subuh). Oleh itu, bolehlah dilakukan niat puasa pada mana-mana bahagian daripada waktu tersebut, walaupun semasa berbuka.

Kelebihan Bulan Ramadan

Bulan Ramadan adalah bulan yang penuh dengan keberkatan. Di dalam bulan Ramadhan ada satu malam yang lebih baik dariapada seribu bulan iaitu Lailatul Qadar atau Malam al-Qadar. Lailatul Qadar atau Malam Qadar ialah satu malam dalam bulan Ramadhan yang lebih baik daripada 1,000 bulan. Sesiapa yang beramal pada malam tersebut sama seperti beramal selama 1,000 bulan, iaitu bersamaan 83 tahun 4 bulan, jika mendapatnya selama 10 tahun bersamaan beribadat lebih 833 tahun, jika mendapatnya selama 20 tahun bersamaan lebih 1,666 tahun, jika mendapatnya selama 30 tahun mendapatnya bersamaan 2,500 tahun. Maka berbahagialah orang yang tidak pernah meninggalkan Solat Isyak berjamaah dan Solat Sunat Tarawih kerana orang yang solat Isyak berjamaah dan solat Tarawih termasuk dari kalangan orang mendapat Lailatul Qadar.
Rasullah S.A.W mengatakan sesiapa yang tidak mendapatnya dia adalah tergolong daripada orang yang amat rugi. Lailatul Qadar satu malam dalam bulan Ramadan yang tidak diketahui dengan tepat tarikhnya. Ia lebih diharapkan untuk mendapatkannya pada 10 malam yang terakhir Ramadan, terutama malam-malam yang ganjil daripada 10 hari terakhir Ramadan tersebut. Waktunya dikira apabila masuk waktu Maghrib sehingga terbit fajar. Pada malam itu al-Quran diturunkan, malam Qadar berlaku pada 17 Ramadan, sementara menurut al-Mubarakfury al-Quran turun pada malam 21 Ramadan.
Orang yang pasti mendapat sebahagian Lailatul Qadar ialah orang yang solat Fardhu Maghrib dan Isyak secara berjamaah sepanjang bulan Ramadan, dan dia tidur dengan azam yang kuat untuk solat Subuh berjemaah. Sabda Rasulullah S.A.W “Sesiapa yang solat Isyak berjemaah, maka seolah-olah dia telah berqiyamulail separuh malam; Dan sesiapa yang solat Subuh berjemaah, maka seolah-olah dia telah bersolat sepanjang malam.” (Hadis Sahih Riwayat Imam Tarmizi, Ibnu Majah dan Nasai)
Sabda Rasulullah S.A.W: "Allah berfirman; "Sesungguhnya dia (hamba) meninggalkan makan dan minum serta syahwatnya kerana-Ku. Puasa (yang dikerjakan) kerana-Ku. Puasa adalah untuk-Ku. Sedangkan, Aku memberi balasan setiap kebaikan itu dengan sepuluh kali ganda sehingga 700 kali ganda kecuali ibadah puasa. Ini kerana, ia (puasa) adalah untuk-Ku, dan (sudah tentu) Aku sendiri yang akan memberi balasannya."
(Hadis diriwayatkan oleh Imam Malik dalam Al-Muwattha, Kitab al-Syiyam. No:603)

Kerugian meninggalkan puasa Ramadan

Pahala puasa Ramadhan amat besar. Orang yang meninggalkan puasa dengan sengaja, bukan sahaja telah melakukan satu dosa besar, bahkan dia mengalami satu kerugian yang amat besar, satu hari puasa yang ditinggalkan tersebut tidak boleh ditebus dengan apa jua cara, tidak boleh ditukar ganti, sekalipun orang yang meninggalkannya berpuasa seumur hidupnya. Ini jelas sebagaimana sabda Nabi Muhammad S.A.W bermaksud:
“Sesiapa berbuka satu hari pada bulan Ramadan tanpa ada rukhshah (uzur syarak) dan tidak juga kerana sakit, dia tidak akan dapat menggantikan puasa yang ditinggalkannya itu, sekalipun dia berpuasa seumur hidup.” (Hadis riwayat Tirmidzi, Abu Daud, Nasa’i, Ibnu Majah dan Ibnu Khuzaimah).
Abu Umamah ra berkata; "Aku bertanya kepada Rasulullah S.A.W: "Ya Rasulullah, tunjukkan daku suatu amalan yang membolehkan daku memasuki syurga dengan cara itu. Lalu Rasulullah S.A.W bersabda: "Kamu hendaklah berpuasa kerana sesungguhnya tiada satu cara pun yang mampu menandinginya."
(Hadis diriwayatkan oleh Ibn Hibban. No:3494)

Hukum puasa

Puasa Wajib

  1. Puasa di bulan Ramadhan merupakan salah satu daripada Rukun Islam. Syariat puasa Ramadhan difardhukan kepada umat Muhammad s.a.w. pada tahun ke-2 Hijrah. Makanya, wajiblah ia dilakukan oleh semua orang Islam.
  2. Puasa Kifarah.
  3. Puasa qadha
  4. Puasa Nazar.

Puasa Sunat

Hari-hari berikut disunatkan berpuasa bagi umat Islam:
  1. Puasa enam hari pada bulan Syawal
  2. Puasa pada Hari Arafah pada 9 Zulhijjah, namun menurut Ahli Sunah Waljamaah (Sunni), berpuasa pada 9 Zulhijjah adalah haram bagi orang yang menunaikan ibadah Haji. Berpuasa pada 9 Zulhijjah juga adalah dilarang dalam Mazhab Syiah.
  3. Puasa pada hari tasu'a 9 muharam danHari Asyura pada 10 Muharam
  4. Puasa pada Hari Isnin dan Khamis
  5. Puasa pada 13, 14, 15 haribulan pada setiap bulan Islam Hijrah. Pada tarikh-tarikh tersebut bulan akan berada dalam keadaan amat jelas kelihatan serta purnama penuh. Juga dikenali sebagai Puasa Hari Putih.

Puasa Haram

Rencana utama: Tempoh haram puasa
  1. Puasa pada Hari Syak pada hari 30 Syaaban
  2. Puasa pada Hari Raya Aidil Fitri pada 1 Syawal
  3. Puasa pada Hari Raya Aidil Adha pada 10 Zulhijjah
  4. Puasa pada Hari Tashriq pada 11, 12, 13 Zulhijjah
  5. Puasa perempuan haid & Nifas
  6. Puasa pada Hari Arafah yakni pada 9 Zulhijjah, larangan berpuasa menurut Mazhab Syiah, tetapi berpuasa pada hari tersebut adalah sunat bagi Muslim yang mengikuti Mazhab Ahli Sunah Waljamaah, namun menurut pandangan Ahli Sunah Waljamaah juga, haram berpuasa pada hari tersebut bagi orang yang menunaikan Haji di Arafah.
  7. Puasa sunat seorang perempuan tanpa izin suaminya sedangkan suaminya berada di rumah
  8. Puasa bagi orang yang bimbang berlakunya mudharat ke atas dirinya kerana berpuasa

Syarat wajib puasa

Orang-orang Islam yang memenuhi syarat-syarat di bawah ini diwajibkan berpuasa pada bulan Ramadhan:
  • Berakal/waras
  • Baligh (cukup umur)
  • Mampu/tidak uzur.

Syarat sah puasa

Manakala syarat puasa itu diterima di dalam Islam (sah) ialah:
  • Orang Islam
  • Berakal - tidak sah jika gila atau kanak-kanak belum mumayyiz
  • Suci daripada haid dan nifas
  • Dalam waktu yang dibolehkan berpuasa, iaitu bukan dalam tempoh haram puasa.

Rukun puasa

Rukun puasa ada dua, iaitu:
  • Berniat pada malam harinya
  • Menahan diri dari perkara-perkara yang membatalkan puasa mulai terbit fajar hingga terbenam matahari.

Sunat puasa

Perkara-perkara berikut disunatkan ketika berpuasa:
  • Makan sahur serta melambatkannya
  • Menyegerakan berbuka dan sunat berbuka dengan buah kurma atau benda-benda yang manis atau air
  • Menjamu orang-orang berbuka puasa
  • Solat Tarawih pada malam harinya
  • Memperbanyakkan ibadah dan berbuat kebaikan
  • Berungguh-sungguh dan tekun berjaga malam pada 10 malam terakhir Ramadhan untuk mendapatkan malam al-Qadar atau Lailatul Qadar.

Perkara yang membatalkan puasa

Manakala perkara-perkara berikut akan membatalkan puasa jika terjadi:
  • Makan dan minum dengan sengaja walaupun pada nilaian dan kadaran yang sedikit pun,seperti memakan saki baki makanan kecil yang terlekat pada celah gigi dan lain-lain lagi.
  • Muntah dengan sengaja
  • Bersetubuh di siang hari
  • Mengeluarkan air mani dengan sengaja
  • Keluar darah haid atau nifas
  • Hilang akal (seperti gila)
  • Pitam(termasuk pengsan) atau mabuk sepanjang hari.
  • Merokok disiang hari.(Termasuk menghisap ganja atau dadah)
  • Murtad (keluar dari Islam)
  • Memasukkan sesuatu ke dalam rongga terbuka seperti menyembur pewangi atau menyegar mulut dan sebagainya.Larangan ini tidak termasuk memasukkan air atau udara kedalam rongga terbuka kerana ingin berwuduk atau melegakan kesakitan dan ketidakselesaan pada rongga(dengan syarat air tersebut tidak diminum atau ditelan dengan sengaja).

Mereka yang diizinkan berbuka puasa sebelum waktunya

Terdapat kelonggaran (harus) kepada golongan yang berikut untuk berbuka:
  • Orang yang sakit .
  • Orang yang berkerja buruh.
  • Orang yang dalam perjalanan lebih dari 2 marhalah (musafir).
  • Orang tua yang sudah lemah.
  • Orang yang hamil dan ibu yang menyusukan anak.

Doa buka puasa

اللهم لك صمت وبك امنت وعلى رزقك أفطرت
Ya Allah, Aku telah berpuasa untuk Kau dan pada Kaulah aku mempercayai dan aku membuka puasa dengan apa yang Kau berikan

Tingkatan Puasa

Imam Abu Hamid al-Ghazali dalam bukunya Ihya al-'Ulumuddin telah membahagikan puasa itu kepada 3 tingkatan:
  1. Puasanya orang awam (shaum al-'umum): menahan diri dari perkara-perkara yang membatalkan puasa seperti makan dan minum.
  2. Puasanya orang khusus (shaum al-khusus): turut berpuasa dari panca indera dan seluruh badan dari segala bentuk dosa.
  3. Puasanya orang istimewa, super khusus (shaum al-khawasi al-khawas): turut berpuasa 'hati nurani', iaitu tidak memikirkan sangat soal keduniaan
Pembahagian di atas memberikan umat Islam ruang untuk berfikir dan menelaah tingkat manakah mereka berada.

Sumber : https://ms.wikipedia.org/wiki/Ibadat_puasa